PBKB



PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

I.            PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik. Selain di media massa, para pemuka masyarakat, para ahli, dan para pengamat pendidikan, dan pengamat sosial berbicara mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat.
Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan itu adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif  karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.
Kurikulum adalah jantungnya pendidikan (curriculum is the heart of education). Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum, saat ini, memberikan perhatian yang lebih besar pada pendidikan budaya dan karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa sebelumnya. Pendapat yang dikemukakan para pemuka masyarakat, ahli pendidikan, para pemerhati pendidikan dan anggota masyarakat lainnya di berbagai media massa, seminar, dan sarasehan yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada awal tahun 2010 menggambarkan adanya kebutuhan masyarakat yang kuat akan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Apalagi jika dikaji,  bahwa kebutuhan itu, secara imperatif, adalah sebagai kualitas manusia Indonesia yang dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional.
Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa telah pula menjadi kepedulian pemerintah. Berbagai upaya pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa telah dilakukan di berbagai direktorat dan bagian di berbagai lembaga pemerintah, terutama di berbagai unit Kementrian Pendidikan Nasional. Upaya pengembangan itu berkenaan dengan berbagai jenjang dan jalur pendidikan walaupun sifatnya belum menyeluruh. Keinginan masyarakat dan kepedulian pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa, akhirnya berakumulasi pada kebijakan pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa dan menjadi salah satu program unggulan pemerintah, paling tidak untuk masa 5 (lima) tahun mendatang. Pedoman sekolah ini adalah rancangan operasionalisasi kebijakan pemerintah dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

B.     Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan,  “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.  Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikemukakan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, dan pendidikan. Pengertian yang dikemukakan di sini dikemukakan secara teknis dan digunakan dalam mengembangkan pedoman ini. Guru-guru Antropologi, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata pelajaran lain, yang istilah-istilah itu menjadi pokok bahasan dalam mata pelajaran terkait, tetap memiliki kebebasan sepenuhnya membahas dan berargumentasi mengenai istilah-istilah tersebut secara akademik.
Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial menjadi penghasil sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan; akan tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia diatur oleh sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya. Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni. Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang  terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan  karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah; oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.


C.    Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpishkan dalam lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip itu akan menyebabkan peserta didik tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukai budayanya.
Budaya, yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari budaya di lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh ummat manusia. Apabila peserta didik menjadi asing dari budaya terdekat maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan (valueing).
Semakin kuat seseorang memiliki dasar pertimbangan, semakin kuat pula kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang baik. Pada titik kulminasinya, norma dan nilai budaya secara kolektif pada tingkat makro akan menjadi norma dan nilai budaya bangsa. Dengan demikian, peserta didik akan menjadi warga negara Indonesia yang memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak, dan cara menyelesaikan masalah sesuai dengan norma dan nilai ciri ke-Indonesiaannya. Hal ini sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu, aturan dasar yang mengatur pendidikan nasional  (UUD 1945 dan UU Sisdiknas) sudah memberikan landasan yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi diri seseorang sebagai anggota masyarakat dan bangsa.
Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai-nilai dan prestasi itu merupakan kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu itu menjadi nilai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, serta mengembangkan prestasi baru yang menjadi karakter baru bangsa. Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan inti dari suatu proses pendidikan.
Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter itu  menghendaki suatu proses yang berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum (kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, bahasa Indonesia, IPS, IPA, matematika, agama, pendidikan jasmani dan olahraga, seni, serta ketrampilan). Dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya adalah bagian yang teramat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di masa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain itu, pendidikan harus membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan lingkungan tempat diri dan bangsanya hidup (geografi), nilai yang hidup di masyarakat (antropologi), sistem sosial yang berlaku dan sedang berkembang (sosiologi), sistem ketatanegaraan, pemerintahan, dan politik (ketatanegaraan/politik/ kewarganegaraan), bahasa Indonesia dengan cara berpikirnya, kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi, dan seni. Artinya, perlu ada upaya  terobosan kurikulum berupa pengembangan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dengan terobosan kurikulum yang demikian, nilai dan karakter yang dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan bahkan umat manusia.

Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.  

D.      Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
       Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1.    pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa;
2.    perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan
3.    penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

E.     Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1.      mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2.      mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
3.      menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;
4.      mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
5.      mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

F.     Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber  berikut ini.
1.      Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
2.      Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.
3.      Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
4.      Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.  

Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini.

Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Kaarakter Bangsa
NILAI
DESKRIPSI
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama  yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan  tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari  sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama  hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/
       Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15.  Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.


I.            PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA MELALUI INTEGRASI MATA PELAJARAN, PENGEMBANGAN DIRI,  DAN BUDAYA SEKOLAH

A.    Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu,  guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada.  
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial.
Berikut prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
1. Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun. 
2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Gambar 1 berikut ini memperlihatkan pengembangan nilai-nilai melalui jalur-jalur itu:

















PENGEMBANGAN DIRI







BUDAYA SEKOLAH







Gambar 2. Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pengembangan nilai budaya dan karakter bangsa melalui berbagai mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam Standar Isi (SI), digambarkan sebagai berikut ini.
Gambar 3. Pengembangan Nilai Budaya dan  Karakter Bangsa
melalui Setiap Mata Pelajaran

3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan; mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter  bangsa bukanlah bahan ajar biasa; artinya, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani  dan kesehatan, seni, dan ketrampilan.
Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu, guru tidak perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada, tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Juga, guru tidak harus mengembangkan proses belajar khusus untuk mengembangkan nilai. Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 
Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna nilai itu.
4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif.
Diawali dengan perkenalan terhadap pengertian nilai yang dikembangkan maka guru menuntun peserta didik agar secara aktif. Hal ini dilakukan tanpa guru mengatakan  kepada peserta didik bahwa mereka harus aktif, tapi guru merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas di luar sekolah.
B.    Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum melalui hal-hal berikut ini.

1.      Program Pengembangan Diri
Dalam program pengembngan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal berikut.
a.      Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman.
b.      Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik itu. Contoh kegiatan itu: membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh.
Kegiatan spontan berlaku untuk perilaku dan sikap peserta didik yang tidak baik dan yang baik sehingga perlu dipuji, misalnya: memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau mengkoreksi perilaku teman yang tidak terpuji.
c.       Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru dan tenaga kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa maka guru dan tenaga kependidikan yang lain adalah orang yang pertama dan utama memberikan contoh berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai itu. Misalnya, berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.
d.      Pengkondisian
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.

2.      Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:
a.       mengkaji Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;
b.      menggunakan tabel 1 yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan;
c.       mencantumkankan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel 1 itu ke dalam silabus;
d.      mencantumkan nilai-nilai  yang sudah tertera  dalam silabus ke dalam RPP;
e.       mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai; dan
f.       memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku.

3.      Budaya Sekolah
Budaya sekolah cakupannya sangat luas, umumnya mencakup ritual, harapan, hubungan, demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses mengambil keputusan, kebijakan maupun interaksi sosial antarkomponen di sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antaranggota kelompok masyarakat sekolah.  Interaksi internal kelompok dan antarkelompok terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan,  dan tanggung jawab merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah.
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah.  

C.    Pengembangan Proses Pembelajaran
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan proses belajar peserta didik secara aktif dan berpusat pada anak; dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat.

1.      Kelas, melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang sedemikian rupa. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, tidak selalu diperlukan kegiatan belajar khusus untuk mengembangkan nilai-nilai pada pendidikan budaya dan karakter bangsa. Meskipun demikian, untuk pengembangan nilai-nilai tertentu seperti kerja keras, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan gemar membaca dapat melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru. Untuk pegembangan beberapa nilai lain seperti peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai itu.
2.      Sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik, guru, kepala sekolah,  dan tenaga administrasi di sekolah itu, direncanakan sejak awal tahun pelajaran, dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah. Contoh kegiatan yang dapat dimasukkan ke dalam program sekolah adalah lomba vocal group antarkelas tentang lagu-lagu bertema cinta tanah air, pagelaran seni, lomba pidato bertema budaya dan karakter bangsa, pagelaran bertema budaya dan karakter bangsa, lomba olah raga antarkelas, lomba kesenian antarkelas, pameran hasil karya peserta didik bertema budaya dan karakter bangsa, pameran foto hasil karya peserta didik bertema budaya dan karakter bangsa, lomba membuat tulisan, lomba mengarang lagu, melakukan wawancara kepada tokoh yang berkaitan dengan budaya dan karakter bangsa, mengundang berbagai narasumber untuk berdiskusi, gelar wicara, atau berceramah yang berhubungan dengan budaya dan karakter bangsa.

3.      Luar sekolah, melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta terhadap  tanah air, menumbuhkan semangat kebangsaan, melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial (membantu mereka yang tertimpa musibah banjir, memperbaiki atau membersihkan tempat-tempat umum, membantu membersihkan atau mengatur barang di tempat ibadah tertentu).

D.    Penilaian Hasil Belajar
Penilaian pencapaian pendidikan nilai budaya dan karakter didasarkan pada indikator. Sebagai contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester dirumuskan dengan “mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat, diamati, dipelajari, atau dirasakan”  maka guru mengamati (melalui berbagai cara) apakah yang dikatakan seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja peserta didik menyatakan perasaannya itu secara lisan tetapi dapat juga dilakukan secara tertulis atau bahkan dengan bahasa tubuh. Perasaan yang dinyatakan itu mungkin saja memiliki gradasi dari perasaan yang tidak berbeda dengan perasaan umum teman sekelasnya sampai bahkan kepada yang bertentangan dengan perasaan umum teman sekelasnya.
Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap saat guru berada di kelas atau di sekolah. Model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu dapat digunakan guru. Selain itu, guru dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya. Sebagai contoh, peserta didik dimintakan menyatakan sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, memberikan bantuan terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan kontroversial sampai kepada hal yang dapat mengundang konflik pada dirinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, guru dapat memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai. Kesimpulan atau pertimbangan itu dapat dinyatakan dalam  pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.
BT    :  Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT   :  Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
MB   :  Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK   :   Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara  konsisten).

E.     Indikator Sekolah dan Kelas
Ada 2 (dua) jenis indikator yang dikembangkan dalam pedoman ini. Pertama, indikator untuk sekolah dan kelas. Kedua, indikator untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu.
Indikator dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan sekolah yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, tanya jawab dengan peserta didik, jawaban yang diberikan peserta didik terhadap tugas dan pertanyaan guru,  serta tulisan peserta didik  dalam laporan dan pekerjaan rumah.
Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif. Artinya, perilaku tersebut berkembang semakin kompleks antara satu jenjang kelas ke jenjang kelas di atasnya ( 1-3; 4-6; 7-9; 10-12), dan bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks. Misalkan,”membagi makanan kepada teman” sebagai indikator kepedulian sosial pada jenjang kelas 1 – 3. Guru dapat mengembangkannya menjadi “membagi makanan”, membagi pensil, membagi buku, dan sebagainya.
Indikator berfungsi bagi guru sebagai kriteria untuk memberikan pertimbangan tentang perilaku untuk nilai tertentu telah menjadi perilaku yang dimiliki peserta didik.
Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka ditetapkan indikator sekolah dan kelas antara lain seperti berikut ini.


INDIKATOR KEBERHASILAN SEKOLAH DAN KELAS DALAM
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
NILAI
Deskripsi
INDIKATOR SEKOLAH
INDIKATOR KELAS
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama  yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

§  Merayakan hari-hari besar keagamaan.
§  Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah.
§  Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
§  Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
§  Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.

2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
§  Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.
§  Tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala.
§  Menyediakan kantin kejujuran.
§  Menyediakan kotak saran dan pengaduan.
§  Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau  ujian.
§  Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. 
§  Tempat pengumuman barang temuan atau hilang.
§  Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala.
§  Larangan menyontek.


3. Toleransi
Sikap dan  tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
§  Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas.
§  Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan  status ekonomi.
§  Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
§  Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.
§  Bekerja dalam kelompok yang berbeda.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

§  Memiliki catatan kehadiran.
§  Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin.
§  Memiliki tata tertib sekolah.
§  Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin.
§  Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah.
§  Menyediakan peralatan praktik sesuai program studi keahlian (SMK).
§  Membiasakan hadir tepat waktu.
§  Membiasakan mematuhi aturan.
§  Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahliannya (SMK).
§  Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK).
5. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
§  Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
§  Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras.
§  Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
§  Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
§  Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar.
§  Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja.
§  Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.

6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk  menghasilkan cara atau hasil baru dari  sesuatu yang telah dimiliki.
Menciptakan situasi yang  menumbuhkan daya  berpikir dan bertindak kreatif.

§  Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.
§  Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.

7. Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.
Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.
8. Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama  hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

§  Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
§  Menciptakan suasana  sekolah yang menerima perbedaan.
§  Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka.
§  Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.
§  Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka.
§  Seluruh produk kebijakan  melalui musyawarah dan mufakat.
§  Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

§  Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.
§  Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
§  Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.
§  Eksplorasi lingkungan secara terprogram.
§  Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik). 
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

§  Melakukan upacara rutin sekolah.
§  Melakukan upacara hari-hari besar nasional.
§  Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.
§  Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.
§  Mengikuti lomba pada hari besar nasional.
§  Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi.
§  Mendiskusikan hari-hari besar nasional.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

§  Menggunakan produk buatan dalam negeri.
§  Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
§  Menyediakan informasi  (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
§  Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia.
§  Menggunakan produk buatan dalam negeri.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,  mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.

§  Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah.
§  Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
§  Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik.
§  Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
§  Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.
13. Bersahabat/
Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
§  Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.
§  Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.
§  Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
§  Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
§  Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.
§  Pembelajaran yang dialogis.
§  Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.
§  Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
§  Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis.
§  Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
§  Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender.
§  Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang.
§  Menciptakan suasana kelas yang damai.
§  Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
§  Pembelajaran yang tidak bias gender.
§  Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.
15.  Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

§  Program wajib baca.
§  Frekuensi kunjungan perpustakaan.
§  Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.
§  Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik.
§  Frekuensi kunjungan perpustakaan.
§  Saling tukar bacaan.
§  Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi,
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
§  Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
§  Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.
§  Menyediakan kamar mandi dan air bersih.
§  Pembiasaan hemat energi.
§  Membuat biopori di area sekolah.
§  Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.
§  Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik.
§  Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.
§  Penanganan limbah hasil praktik (SMK).
§  Menyediakan peralatan kebersihan.
§  Membuat tandon penyimpanan air.
§  Memrogramkan cinta bersih lingkungan.
§  Memelihara lingkungan kelas.
§  Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.
§  Pembiasaan hemat energi.
§  Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan (SMK).
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
§  Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.
§  Melakukan aksi sosial.
§  Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.
§  Berempati kepada sesama teman kelas.
§  Melakukan aksi sosial.
§  Membangun kerukunan warga kelas.
18. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
§  Membuat laporan setiap kegiatan  yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.
§  Melakukan tugas tanpa disuruh.
§  Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.
§  Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.

·     Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
·     Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.
·     Mengajukan usul pemecahan masalah.



















I.            KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN  INDIKATOR UNTUK SMP – SMA
NILAI
INDIKATOR
7 – 9
10- 12
Religius:
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama  yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Mengagumi kebesaran Tuhan melalui kemampuan manusia dalam melakukan sinkronisasi antara aspek fisik dengan aspek kejiwaan.
Mensyukuri keunggulan manusia sebagai makhluk pencipta dan penguasa dibandingkan makhluk lain
Mengagumi kebesaran Tuhan karena kemampuan dirinya untuk hidup sebagai anggota masyarakat.
Bersyukur kepada Tuhan karena menjadi warga  bangsa Indonesia.
Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai alam semesta.
Merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai keteraturan di alam semesta.
Mengagumi kebesaran Tuhan karena adanya agama yang menjadi sumber keteraturan hidup masyarakat.
Merasakan kebesaran Tuhan dengan keberagaman agama yang ada di dunia.
Mengagumi kebesaran Tuhan melalui berbagai pokok bahasan dalam berbagai mata pelajaran.
Mengagumi kebesaran Tuhan melalui berbagai pokok bahasan dalam berbagai mata pelajaran.
Jujur:
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Tidak menyontek ataupun  menjadi plagiat dalam mengerjakan setiap tugas.
Melaksanakan tugas sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di sekolah.
Mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi.
Menyebutkan secara tegas keunggulan dan kelemahan suatu pokok bahasan.
Mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pelajaran.
Mau bercerita tentang permasalahan dirinya dalam menerima pendapat temannya.
Menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas.
Mengemukakan pendapat tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya.
Membayar barang yang dibeli di toko sekolah dengan jujur.
Membayar barang yang dibeli dengan jujur.
Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat umum.
Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat umum.
Toleransi:
Sikap dan  tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Tidak menggangu teman yang berbeda pendapat.
Memberi kesempatan kepada teman untuk berbeda pendapat.
Menghormati teman yang berbeda adat-istiadatnya.
Bersahabat dengan teman lain tanpa membedakan agama, suku, dan etnis
Bersahabat dengan teman dari kelas lain.
Mau mendengarkan pendapat yang dikemukakan teman tentang budayanya.
Mau menerima pendapat yang berbeda dari teman sekelas.
Disiplin:
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.


Selalu tertib dalam melaksanakan tugas-tugas kebersihan sekolah.
Selalu teliti dan tertib dalam mengerjakan tugas.
Tertib dalam berbahasa lisan dan tulis.
Tertib dalam menerapkan kaidah-kaidah tata tulis dalam sebuah tulisan.
Patuh dalam menjalankan ketetapan-ketetapan organisasi  peserta didik.
Menaati peosedur kerja laboratorium dan prosedur pengamatan permasalahan sosial.
Menaati aturan berbicara yang ditentukan dalam sebuah diskusi kelas.
Mematuhi jadwal belajar yang telah ditetapkan sendiri.
Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya tulis.
Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya tulis ilmiah.
Kerja keras:
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Mengerjakan semua tugas  kelas  selesai dengan baik pada waktu yang telah ditetapkan.
Mengerjakaan tugas dengan teliti dan rapi.
Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan dalam belajar.
Menggunakan waktu secara efektif untuk menyelesaikan tugas-tugas di kelas dan luar kelas.
Selalu fokus pada pelajaran.
Selalu berusaha untuk mencari informasi tentang materi pelajaran dari berbagai sumber.
Kreatif:
Berpikir dan melakukan sesuatu yang  menghasilkan cara atau hasil baru dari yang telah dimiliki.
Mengajukan pendapat yang berkenaan dengan suatu pokok bahasan.
Mengajukan suatu pikiran baru tentang suatu pokok bahasan.
Bertanya mengenai penerapan suatu hukum/teori/prinsip dari materi lain ke materi yang sedang dipelajari.

Menerapkan hukum/teori/prinsip yang sedang dipelajari dalam aspek kehidupan masyarakat.
Mandiri:
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
Mencari sumber di perpustakaan untuk menyelesaikan tugas sekolah tanpa bantuan pustakawan.
Mencari sendiri di kamus terjemahan kata bahasa asing  untuk  bahasa Indonesia atau sebaliknya.
Menerjemahkan sendiri kalimat bahasa Indonesia ke bahasa asing atau sebaliknya.
Demokratis:
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama  hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Memilih ketua kelompok berdasarkan suara terbanyak.
Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman.
Memberikan suara dalam pemilihan di kelas dan sekolah.
Menerima kekalahan dalam pemilihan dengan ikhlas.
Mengemukakan pikiran tentang teman-teman sekelas.
Mengemukakan pendapat tentang teman yang menjadi pemimpinnya.
Ikut membantu melaksanakan program ketua kelas.
Memberi kesempatan kepada teman yang menjadi pemimpinnya untuk bekerja.
Rasa ingin tahu:
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang  dipelajari, dilihat, dan didengar.
Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran.
Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran. 
Bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang baru terjadi.
Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi.
Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, teman, radio, atau televise.
Membaca atau mendiskusikan beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan teknologi yang baru didengar.
Semangat kebangsaan:
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemerdekaan.
Turut serta dalam panitia peringatan hari pahlawan dan
proklamasi kemerdekaan.
Mengemukakan pikiran dan sikap mengenai ancaman dari negara lain terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Mengemukakan pikiran dan sikap terhadap pertentangan antara bangsa Indonesia dengan negara lain.
Mengemukakan sikap dan tindakan yang akan dilakukan mengenai hubungan antara bangsa Indonesia dengan negara bekas penjajah Indonesia.
Mengemukakan sikap dan tindakan mengenai hubungan Indonesia dengan negara-negara lain dalam masalah politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Cinta tanah air:
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

Menyenangi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia.
Mengemukakan sikap mengenai kondisi geografis Indonesia.
Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia.
Mengemukakan sikap dan kepedulian terhadap keberagaman budaya dan seni di Indonesia.
Menyenangi keberagaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia.
Mengemukakan sikap dan kepedulian terhadap kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Mengagumi keberagaman hasil-hasil pertanian, perikanan, flora, dan fauna Indonesia.
Rasa bangga dan peduli terhadap berbagai unggulan produk Indonesia dalam pertanian, perikanan, flora, dan fauna.
Mengagumi dan menyenangi produk, industri, dan teknologi yang dihasilkan bangsa Indonesia
Rasa bangga atas berbagai produk unggulan bangsa Indonesia di bidang industri dan teknologi.
Menghargai prestasi:
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.

Mengerjakan tugas dari guru  dengan sebaik-baiknya.
Rajin belajar untuk berprestasi tinggi.
Berlatih keras untuk berprestasi dalam olah raga dan kesenian.
Berlatih keras untuk menjadi pemenang dalam berbagai kegiatan olah raga dan kesenian di sekolah.
Hormat kepada sesuatu yang sudah dilakukan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lain.
Menghargai kerja keras guru, kepala sekolah, dan personalia lainnya.
Menceritakan prestasi yang dicapai orang tua.
Menghargai upaya orangtua untuk mengembangkan berbagai potensi dirinya melalui pendidikan dan kegiatan lain.
Menghargai hasil kerja pemimpin di masyarakat sekitarnya.
Menghargai hasil kerja pemimpin dalam mensejahteraan kesejahteraan masyarakat dan bangsa.
Menghargai tradisi dan hasil karya masyarakat di sekitarnya.
Menghargai temuan-temuan yang telah dihasilkan manusia dalam bidang ilmu, teknologi, sosial, budaya, dan seni.
Bersahabat/ komunikatif:
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain

Bekerja sama dalam kelompok di kelas.
Memberikan pendapat dalam kerja kelompok di kelas.
Berbicara dengan teman sekelas.
Memberi dan mendengarkan pendapat dalam diskusi kelas.
Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat.
Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya kelas.
Bergaul dengan teman lain kelas.
Aktif dalam kegiatan organisasi di sekolah.
Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya sekolah.
Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya.
Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya.
Cinta damai:
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Melindungi teman dari ancaman fisik.
Ikut serta dalam berbagai kegiatan cinta damai.
Berupaya mempererat pertemanan.
Berkomunikasi dengan teman-teman setanah air.
Ikut berpartisipasi dalam sistem keamanan sekolah.
Ikut berpartisipasi dalam menjaga keamanan sekolah.
Gemar membaca:
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

Membaca buku atau tulisan keilmuan, sastra, seni, budaya, teknologi, dan humaniora.

Membaca koran/majalah dinding.
Membaca buku atau tulisan keilmuan, sastra, seni, budaya, teknologi, dan humaniora.

Membaca buku atau tulisan  tentang alam, sosial, budaya, seni, dan teknologi.

Membaca koran.
Peduli sosial:
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Ikut dalam berbagai kegiatan sosial.

Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa atau tidak punya.
Merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan sosial.

Menghormati petugas-petugas sekolah.

Mmbantu teman yang sedang memerlukan bantuan.

Menyumbang darah.
Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Mengikuti berbagai kegiatan berkenaan dengan kebersihan, keindahan, dan pemeliharaan lingkungan.
Merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan kerusakan lingkungan.



I.            PETA NILAI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA BERDASARKAN MATA PELAJARAN
Berikut adalah gambaran keterkaitan antara mata pelaajaran dengan nilai yang dapat dikembangkan untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa.
  JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
MATA PELAJARAN
NILAI BERDASARKAN JENJANG KELAS
10 – 12
PKn





















·       Semangat Kebangsaan
·       Cinta Tanah air
·       Menghargai Prestasi
·       Bersahabat
·       Komunikatif
·       Cinta Damai
·       Senang membaca
·       Peduli sosial
·       Peduli lingkungan,
·       Religius
·       Jujur
·       Toleran
·       Disiplin
·       Kerja keras/cerdas
·       Kreatif
·       Mandiri
·       Demokratis
·       Rasa ingin tahun Percaya
·       Respek,
·       Bertanggung jawab
·       Saling berbagi
BAHASA INDONESIA
















·       Religius
·       Jujur
·       Toleransi
·       Disiplin
·       Kerja Keras
·       Kreatif 
·       Mandiri
·       Demokratis
·       Rasa Ingin Tahu
·       Semangat Kebangsaan
·       Cinta Tanah Air
·       Menghargai Prestasi
·       Bersahabat/Komunikatif
·       Cinta Damai
·       Peduli Sosial
·       Peduli Lingkungan
·       Berani *
·       Kritis *
·       Terbuka *
·       Humor *
·       Kemanusiaan*
MATEMATIKA



·       Teliti
·       Kreatif
·       Pantang menyerah
·       Rasa ingin Tahu
SEJARAH
















·       Semangat Kebangsaan
·       Cinta Tanah Air
·       Mengharagai Prestasi
·       Bersahabat/Komunikatif
·       Cinta Damai
·       Senang Membaca
·       Peduli Sosial
·       Peduli Lingkungan
·       Religius
·       Jujur
·       Toleransi
·       Disiplin
·       Kerjakeras
·       Kreatif
·       Mandiri
·       Demokratis
·       Rasa Ingin Tahu
BIOLOGI







·       Peduli Kesehatan
·       Religius
·       Mandiri
·       Toleransi
·       Bersahabat/komunikatif
·       Peduli sosial
·       Tanggungjawab
·       Peduli lingkungan
FISIKA










·       Rasa ingin tahu
·       Senang membaca
·       Semangat kebangsaan
·       Jujur
·       Peduli lingkungan
·       Toleransi
·       Cinta damai
·       Kerja keras
·       Berani
·       Kreatif
EKONOMI










·       Jujur
·       Peduli sosial
·       Rasa ingin tahu
·       Kreatif
·       Mandiri
·       Cinta tanah air
·       Kerja keras
·       Disiplin
·       Semangat kebangsaan
·       Demokratis
GEOGRAFI

















·       Semangat kebangsaan,
·       Cinta tanah air,
·       Menghargai prestasi,
·       Bersahabat,
·       Cintai damai,
·       Senang membaca,
·       Peduli sosial,
·       Peduli lingkungan,
·       Religius,
·       Jujur,
·       Toleransi,
·       Disiplin,
·       Kerja keras,
·       Kretaif,
·       Mandiri,
·       Memokratis,
·       Rasa ingin tahu
BAHASA INGGRIS








·       Bersahabat
·       Komunikatif,
·       Peduli sosial
·       Rasa ingin tahu
·       Demokratis
·       Mandiri
·       Kerja keras
·       Disiplin
·       Senang membaca
KIMIA














·       Rasa Ingin tahu
·       Jujur
·       Peduli lingkungan
·       Senang membaca
·       Kritis
·       Kreatif
·       Toleran
·       Peduli sosial
·       Religius
·       Disiplin
·       Komunikatif
·       Mandiri
·       Peduli sosial
·       Cinta tanah air
·       Cinta damai
SOSIOLOGI











·       Bersahabat/
·       Komunikasitif,
·       Cinta Damai,
·       Peduli Sosial,
·       Peduli Lingkungan,
·       Religius,
·       Toleransi,
·       Disiplin,
·       Kerja Karas,
·       Kreatif,
·       Demokratis, dan
·       Rasa Ingin Tahu



I.            STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, NILAI, DAN INDIKATOR MATA PELAJARAN
Setiap Kompetensi Dasar memiliki kemampuan mengembangkan satu atau lebih nilai dan setiap nilai memiliki satu atau lebih indikator. Berikut ini adalah peta yang menggambarkan keterkaitan antara KD dan SD dengan nilai dan indikator untuk nilai terkait.
Dalam pengembangan silabus pada awal tahun atau awal semester, guru dapat menggunakan contoh berikut ini untuk merencanakan pengembangan nilai terkait untuk semester yang akan dilaksanakan atau tahun akademik yang akan dilaksanakan. Guru memiliki kebebasan dalam menambah, mengurangi bahkan mengembangkan sendiri indikator yang akan digunakan.

1.      SK/KD, Nilai, dan Indikator SMA
Mata
Pelajaran
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Nilai
Indikator Berdasarkan Jenjang Kelas
10 - 12
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(PKn)
Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Mendeskripsikan hakikat bangsa dan unsur-unsur terbentuknya Negara

Rasa kebangsaan

Mengungkapkan perasaan terbaiknya yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia tebentuk karena ada persamaan sejarah, kepentingan dan tujun antara suku-suku bangsa menjadi sebuah bangsa untuk membentuk sebuah Negara.

Rasa ingin tahu

Menunjukkan pengkajian yang serius terhadap bentuk pemerintahan Indonesia yang memilih republic dan bukannya kerajaan.

Semangat kebangsaan

Memilki sikap yang jelas bahwa NKRI ada karena rasa kebangsaan dan persatuan bangsa
Menjelaskan pengertian, fungsi dan tujuan NKRI

Semangat kebangsaan

Memilki sikap yang jelas bahwa NKRI ada karena rasa kebangsaan dan persatuan bangsa
Memilih untuk membela Negara jika dihadapkan pada situsi yang menempatkan Negara dalam bahaya.
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional

Disiplin

Memecahkan persoalan kelas/sekolah yang didasari oleh aturan dan tata tertib sekolah.

Menganalisis lembaga-lembaga peradilan

Rasa ingin tahun

Melakukan pengkajian dan pengumpulan informasi serta laporan singkat tentang kegiatan lembga –lembaga peradilan di Indonesia

Partisipasi

Menggiatkan simulasi pelaksanaan pengadilan di sekolah









MATEMATIKA
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan  logaritma
Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.


Teliti
Bekerja secara teratur, rinci dan tertib  dalam menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma
Pantang  Menyerah
Terus mencoba menerapkan aturan pangkat, akar, dan logaritma
2  Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar,  dan logaritma.

Teliti
Cermat dalam melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar,  dan logaritma.

Pantang  Menyerah
Berusaha dengan gigih dalam mempertahankan pendapat yang berkaitan dengan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar,  dan logaritma.
Memecahkan
masalah yang
 berkaitan
dengan fungsi,
persamaan dan
fungsi kuadrat serta    pertidaksamaan kuadrat
Memahami konsep fungsi
Teliti
Rapi dalam menyajikan jawaban terhadap soal yang berkaitan dengan pemahaman konsep fungsi
Menggambar grafik fungsi aljabar sederhana dan fungsi kuadrat
Teliti
Selalu mengecek ulang segala pekerjaan yang telah dilakukan berkaitan dengan penggambaran grafik fungsi aljabar sederhana dan fungsi kuadrat.
Tekun
Tidak terpengaruh oleh keadaan lingkungan pada waktu menggambar grafik fungsi aljabar sederhana dan fungsi kuadrat.
Jujur
Terus berupaya  menggambar grafik fungsi aljabar  sederhana dan fungsi kuadrat secara benar







KIMIA










Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
Memahami
struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron

Kritis
Mengajukan pemikiran kritis dalam diskusi tentang keteraturan dalam system periodik unsur
Rasa ingin tahu
Mencari informasi lebih lanjut tentang fenomena keteraturan dalam unsur di alam
Religius
Menunjukkan kesadaran bahwa keteraturan dalam alam disebabkan oleh Tuhan penciptanya
Disiplin
Menunjukkan kesadaran bahwa disiplin merupakan satu cara untuk mempertahankan keteraturan alam
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk
Kritis
Mengajukan pemikiran kritis dalam diskusi tentang pembentukan ikatan kovalen, ion, koordinasi
Komunikatif
Menggunakan bahasa yang komunikatif  dalam kelompok untuk mengungkapkan gagasan
Menghargai
Memberi kesempatan kepada anggota kelompok diskusi untuk mengajukan pendapat
Memahami
hukum-hukum
dasar kimia dan
penerapannya
dalam perhitungan
kimia (stoikiometri)
Mendeskripsikan
tata nama
senyawa
 anorganik
dan organik
sederhana
serta
 persamaan
 reaksinya


Rasa ingin tahu
Menunjukkan usaha yang keras untuk memperoleh informasi tentang tatanama senyawa kimia
Senang membaca
Mencari sumber informasi/bacaan  lain untuk memperoleh informasi tambahan tentang tatanama senyawa kimia
Jujur
Melaporkan hasil percobaan berdasarkan data hasil percobaan
Menghargai
Memberikan kesempatan kepada teman lain untuk mengajukan pendapat dan mengomentarinya dengan santun





FISIKA
Menerapkan  konsep  besaran fisika dan pengukurannya
Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
Senang membaca.

Mencari informasi lebih  dari berbagai sumber (internet) untuk memahami makna standar , bertanya lebih dalam, bertanya pada ahli.
Jujur
Melakukan eksperimen untuk pengukuran panjang,  massa dan waktu
Melakukan eksperimen secara benar, cermat , teliti, taaat azaz, hati-hati, menjaga keslaamatan kerja.
Melakukan penjumlahan vektor
Jujur
Melaporkan hasil eksperimen secara benar (jujur) baik lisan maupun tulisan dengan aturan ilmiah yang  benar
Rasa ingin tahu
Mengamati fenomena untuk mengetahui konsep penjumlahan besaran vektor.

Kerja keras.

Bekerja secara optimal, meyelesaikan pekerjaan pada waktunya

Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik

Menganalisis besaran fisika pada gerak  dengan kecepatan dan percepatan konstan
Rasa ingin tahu
Mencari informasi lebih  dari berbagai sumber (internet) untuk memahami konsep gerak, bertanya lebih dalam, bertanya pada ahli.
Peduli lingkungan
Melakukan eksperimen secara benar, cermat, teliti, taat azaz, hati-hati, dan menjaga keselamataan kerja.
Toleran,
Bekerjasama dalam kelompok, bertanggung jawab dalam kelompok
Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan
Jujur
Melaporkan hasil eksperimen secara benar (jujur) baik lisan maupun tulisan dengan aturan ilmiah yang  benar.
Kerja keras
Bekerja secara optimal, meyelesaikan pekerjaan pada waktunya
Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik

Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan

Rasa ingin tahu
Mengamati fenomena untuk mengetahui keberlakukan Hukum I, II dan III Newton
Senang membaca.
Mencari informasi lebih  dari berbagai sumber (internet) untuk memahami konsep Hukum Newton, bertanya lebih dalam, bertanya pada ahli.
Kreatif

Menemukan kasus-kasus yang menarik terkait dengan penerapan hukum Newton
Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik
Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif
Rasa ingin tahu
Mengamati fenomena untuk mengetahui keberlakuan pentingya alat-alat optik bagai kebutuhan hidup manusia.

Jujur
Melakukan eksperimen secara benar, cermat, teliti, taat azat, hati-hati, dan menjaga keselamataan kerja
Kreatif

Membuat teropong, teleskope, kamera pinholl
Menerapkan alat-alat optik dalam  kehidupan sehari-hari
Disiplin.

Melakukan eksperimen secara benar, cermat, teliti, taat azat, hati-hati, dan menjaga keselamataan kerja
Kreatif
Menampilkan hasil karya dalam kegiatan pameran













BIOLOGI
Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu

Mengidentifikasi ruang lingkup Biologi

Ingin tahu
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (guru, buku, dan pengamatan)  tentang  ruang lingkup Biologi
Kerja keras
Menunjukkan upaya mempelajari sumber-sumber acuan/bacaan  yang relevan untuk mengidentifikasi ruang lingkup Biologi
Senang membaca
Melaporkan hasil kajian  buku teks dan  pustaka lainnya secara antusias dalam mengidentifikasi ruang lingkup Biologi
Mendeskripsikan objek dan permasalahan  biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma)

Kerja keras
Menunjukkan upaya mempelajari sumber-sumber acuan/bacaan  yang relevan untuk mendeskripsikan  objek dan permasalahan  biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
Ingin tahu
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (guru dan buku)  tentang tahapan perkembangan manusia
Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup

Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan

Kerja keras
Menunjukkan upaya mempelajari sumber-sumber acuan/bacaan  yang relevan untuk mendeskripsikan  ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan
Ingin tahu
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (guru dan buku)  tentang  ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan
Peduli lingkungan 
Mengemukakan pendapat/ saran positif tentang upaya menghindari penyebaran virus flu di dalam kelas
Mendeskripsikan ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan

Kerja keras
Menunjukkan upaya mempelajari sumber-sumber acuan/bacaan  yang relevan untuk mendeskripsikan  ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan

Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah

Kerja keras
Menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dalam mengkaitkan fakta  hasil pengamatan dengan sumber  acuan/pustaka  untuk  menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah
Membuat produk daur ulang limbah

Kreatif
Membuat produk baru dari  daur ulang limbah yang bermanfaat, menarik dan bernilai ekonomi
Jujur
Tidak meniru/ menyontek desain produk daur ulang limbah teman yang lain
Mandiri
Menyelesaikan masalah sendiri yang berkaitan dengan pembuatan produk daur ulang limbah
Memahami struktur
dan fungsi sel
sebagai unit terkecil kehidupan

Mendeskripsikan 
komponen
kimiawi sel, struktur
dan  fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
Kerja keras
Menunjukkan upaya mempelajari sumber-sumber acuan/bacaan  yang relevan untuk mendeskripsikan  komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
Ingin tahu
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (guru dan buku)  tentang  komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan


Mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan hewan

Ingin tahu
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (guru, buku, dan pengamatan)  tentang  organela sel tumbuhan dan hewan
Kerja keras
Menunjukkan upaya mempelajari sumber-sumber acuan/bacaan  yang relevan untuk mengidentifikasi  organela sel tumbuhan dan hewan
Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis)

Ingin Tahu
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (guru, buku, dan pengamatan)  tentang  perbedaan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transport aktif, endositosis,
Kerja keras
Menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dalam mengkaitkan fakta dengan sumber  acuan/pustaka  untuk mengidentifikasi  mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis)






















































BAHASA INGGRIS
Memahami makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal resmi dan berlanjut (sustained) dalam konteks  kehidupan sehari-hari
Merespon makna yang terdapat dalam percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi) resmi dan tak resmi yang menggunakan ragam bahasa lisan sederhana secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dan melibatkan tindak tutur: berkenalan, bertemu/berpisah, menyetujui ajakan/tawaran/ undangan, menerima janji, dan membatalkan janji
Rasa ingin tahu
Merespon  isi percakapan dua  orang peserta didik yang melibatkan tindak/ujaran menerima/
Persahabatan
Mendengarkan percakapan antara dua orang yang saling   berkenalan agar peserta didik mepraktekkan persahabatan dan kepedulian sosial


Merespon makna yang terdapat dalam percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi) resmi dan tak resmi yang menggunakan ragam bahasa lisan sederhana secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dan melibatkan tindak tutur: mengungkapkan perasaan bahagia, menunjukkan perhatian, menunjukkan simpati, dan memberi instruksi
Persahabatan
Mendengarkan percakapan dua orang yang melibatkan  tindak tutur mengungkapkan perasaan bahagia, menunjukkan perhatian, menunjukkan simpati, atau menerima instruksi agar peserta didik dapat mempraktekkan persahabatan, toleransi, dan peduli sosial

Peduli sosial
Merespon  isi percakapan yang melibatkan tindak tutur mengungkapkan perasaan bahagia, menunjukkan perhatian, menunjukkan simpati, atau menerima instruksi agar peserta didik dapat mempraktekkan persahabatan, toleransi, peduli sosial, rasa ingin tahu

Merespon makna
dalam teks monolog
sederhana yang
menggunakan ragam
 bahasa lisan secara
akurat, lancar dan
 berterima dalam
berbagai konteks
kehidupan sehari-hari
dalam teks:
recount, narrative, dan
procedure
Peduli lingkungan















Jujur
Mendengarkan monolog lisan  tentang peristiwa alam agar peserta didik dapat menujukkan peduli lingkungan dan rasa ingin tahu 



Merespon ceritera tentang tokoh yang menggambarkan kejujuran , kerja keras, disiplin agar peserta didik dapat menunjukkan nilai kejujuran, kerja keras, dan disiplin
Mengungkapkan makna
 dalam percakapan
transaksional dan
interpersonal  dalam
konteks kehidupan sehari-hari
Mengungkapkan
makna dalam
percakapan transaksional
 (to get things done)
dan interpersonal (bersosialisasi)
 resmi dan tak resmi
secara akurat, lancar
dan berterima dengan
menggunakan ragam bahasa
lisan sederhana dalam
konteks kehidupan sehari-hari
dan melibatkan tindak tutur:
berkenalan, bertemu/berpisah,
menyetujui ajakan/tawaran/
 undangan, menerima janji,
 dan membatalkan janji



















GEOGRAFI
Menganalisis gejala alam fisik dan perkembangan bentuk muka bumi serta pelestariannya
Menyimpulkan hakekat geografi

Rasa ingin tahu

Mencari pengertian dan ruang lingkup geografi dari sumber lain (RIT)
Menanyakan hubungan antara geografi dengan ilmu-ilmu lain (RIT)
 Mencari pengertian dan ruang lingkup geografi dari sumber lain (RIT)
Menanyakan hubungan antara geografi dengan ilmu-ilmu lain (RIT)
Mengemukakan pendapat mengenai ciri-ciri wilayah tempat tinggalnya (RIT)
Manafsirkan pola dan ciri kenampakan alam dan budaya pada berbagai peta dan media citra
Rasa ingin tahu
Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda desa/kelurahan untuk menggambar peta kabupaten setempat (SK)
Menganalisis gejala alam fisik dan perkembangan bentuk muka bumi serta pelestariannya
Menyimpulkan hakekat geografi

Rasa ingin tahu

Mencari pengertian dan ruang lingkup geografi dari sumber lain (RIT)
Menanyakan hubungan antara geografi dengan ilmu-ilmu lain (RIT)
Mengemukakan pendapat mengenai ciri-ciri wilayah tempat tinggalnya (RIT)
Manafsirkan pola dan ciri kenampakan alam dan budaya pada berbagai peta dan media citra

Rasa ingin tahu
Bekerjasama dengan teman sekelas yang berbeda desa/kelurahan untuk menggambar peta kabupaten setempat (SK
Semangat kebangsaan
Menanyakan global warming dalam kaitannya dengan iklim di Indonesia (RIT)
Menganalisis gejala alam fisik dan perkembangan bentuk muka bumi serta pelestariannya
Memprediksi perubahan dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi

Jujur

Melaporkan hasil pengamatan mengenai data kerusakan pada saat terjadi bencana (JJR)
Rasa ingin tahu
Mencari informasi mengenai konversi lahan di lingkungan setempat dari sumber lain yang relevan (RIT)
Memprediksi dinamika perubahan litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi

Rasa ingin tahu
Mencari gambar dari sumber lain yang relevan mengenai batas-batas wilayah pesisir dan pantai (RIT)
Jujur
Menginventarisasi lagu-lagu nasional yang bertemakan tentang laut (SK)
SEJARAH
Menganalisis
perkembangan bangsa
Indonesia sejak
masuknya pengaruh
 Barat sampai
dengan pendudukan
Jepang.
Menganalisis hubungan antara perkembangan paham-paham baru dan transformasi sosial dengan kesadaran dan pergerakan
Semangat kebangsaan
Setia menghadiri setiap upacara bendera pada setiap hari kemerdekaaan/kebangsaan di sekolah.

Menganalisis sejarah
dunia yang mempengaruhi
 sejarah Bangsa Indonesia
ari abad ke-18 sampai dengan abad ke-20.
Membedakan pengaruh
Revolusi Prancis,
Revolusi Amerika,
dan Revolusi Rusia
terhadap perkembangan
pergerakan nasional Indonesia.
Semangat kebangsaan
Mengemukakan pendapat/saran positif untuk menyelesaikan  suatu masalah nasional (berkenaan dengan konflik sosial,   ekonomi, politik) di sekolah maupun di luar sekolah

Menganalisis perjalanan
bangsa Indonesia dari
 negara tradisional,
kolonial, pergerakan
kebangsaan, hingga
terbentuknya negara
kebangsaan sampai
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Menganalisis terbentuknya negara Kebangsaan Indonesia
Cinta tanah air
Khidmat mengikuti upacara kenaikan bendera merah putih disertai lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Menganalisis peradaban Indonesia dan dunia
Menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia
Menghargai prestasi
Mengagumi teknologi yang telah dihasilkan oleh masyarakat awal bangsa  Indonesia
Mengidentifikasi peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia
Menghargai prestasi
Mempelajari dan mengagumi  berbagai peninggalan budaya & peradaban dalam perjalanan panjang sejarah Indonesia atau dunia.
Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia
Menghargai prestasi
Mempelajari dan mengagumi keberanian manusia yang menjadi leluhur bangsa Indonesia untuk berlayar dengan perlengkapan yang sangat terbatas
Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara  tradisional.
Menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia.
Bersahabat/ komunikatif
Bersikap ramah dan  berteman baik dengan teman-teman sekelas dari berbagai daerah tanpa membedakan  etnis, agama, budaya, golongan, asal-usul sosial.
Menganalisis perkembangan
bangsa Indonesia sejak
masuknya pengaruh
Barat sampai dengan pendudukan Jepang
Menganalisis hubungan
antara perkembangan
paham-paham baru
dan transformasi sosial
dengan kesadaran dan pergerakan kebangsaan.





















































Bersahabat/komunikatif
Menunjukkan sikap bersedia membantu teman-teman kelas/sekolah yang  sedang menghadapi kesulitan semampunya
SOSIOLOGI
Memahami prilaku keteraturan hidup
sesuai dengan nilai
dan norma yang
berlaku dalam
masyarakat
Menjelaskan
fungsi
sosiologi sebagai
ilmu
yang mengkaji
hubungan
masyarakat dan lingkungan


Bersahabat/ Komunikatif
Bergaul dengan teman-teman sekelasnyA

Cinta Damai
 menjauhi sikap bermusuhan dengan teman sekelasnya

Peduli Sosial 
Menunjukkan rasa simpati pada teman sekelasnya
Senang Membaca
-      membuat ringkasan isi buku dari hasil bacaan yang
-      berkaitan dengan kajian sosiologi untuk me

Rasa ingin tahu
-    menanyakan sesuatu yang tidak jelas/tahu yang
-    berhubungan dengan kajian sosialogi
Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian
Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian

Semangat Kebangsaan
Bekerjasama dengan teman sekelas dan sekolahnya yang berbeda agama/suku/budaya/status sosial dalam rangka bersosialisasi untuk membentuk kepribadian bangsa
Mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial

Kerja keras
Berani menolak ajakan yang dapat mengarah pada prilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial
Disiplin
Menjaga prilaku dan perbuatan positif sesuai dengan aturan sekolah agar tidak terjerumus pada perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial

Menerapkan aturan sosial  dalam kehidupan bermasyarakat
Disiplin
Menghindari prilaku negative yang dapat mengarah pada prilaku menyimpang
Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab
Mendeskripsikan bentuk-bentuk struktur sosial dalam fenomena kehidupan

Toleransi
Menjalin hubungan pertemanan dengan teman-teman sekolahnya yang berasal dari struktur sosial yang berbeda

Bersahabat/ komunikatif
Melakukan pertemanan dengan seluruh sivitas sekolah tanpa melihat kedudukan dan jabatannya
Peduli Sosial
Membantu teman-teman sekelasnya yang membutuhkan pertolongan/bantuan  tanpa melihat kedudukan dan jabatannya

Menganalisis factor penyebab konflik sosial dalam masyarakat

Bersahabat/ komunikatif
Menjalin persahabatan dengan teman-teman sekelas dan sekolahnya untuk menghindari konflik sosial

Semangat kebangsaan
Mengemukakan pendapat/saran posiitif untuk menyelesaikan konflik sosial yang terjadi di negaranya











































EKONOMI
Memahami permasalahan ekonomi dulu kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi
Mengidentifikasi kebutuhan manusia
Jujur

Menyebutkan dengan jujur kebutuhan  hidupnya  sehari-hari yang masih belum terpenuhi
Cermat

Mengelompokkan  secara mendetail kebutuhan hidup keluarganya dengan teliti
Peduli Sosial

Memberikan solusi untuk penyelesaian masalah  yang dihadapi masyarakat miskin.
Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka  & kebutuhan manusia yang tidak terbatas

Kreatif

Mengungkapkan gagasan baru terhadap penanggulangi   masalah ekonomi akibat  kelangkaan sumber daya alam (bahan bakar).
Peduli Sosial

Merancang satu kegiatan dengan memanfaatkan berbagai potensi ekonomi  untuk menanggulangi masalah kebutuhan hidup masyarakatat.
Memahami konsep ekonomi dlm kaitannya dg kegiatan ekonomi konsumen dan produsen
Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi
Mandiri


Mengidentifikasi sendiri berbagai perilaku konsumen  dalam kegiatan ekonomi sehari-hari
Jujur

Menunjukkan hasil pengamatan apa adanya tentang perilaku konsumen dalam kegiatan ekonomi saat ini.
Cinta Tanah Air

Mengemukakan pendapat tentang pengembangan produksi barang-barang dalam negeri di masa yang akan datang.
Mendeskripsikan peran konsumen dan produsen
Mandiri

Menuliskan  sendiri sejumlah peran konsumen dan produsen dalam membangun  perekonomian masyarakat Indonesia.
Rasa ingin tahu.

Menunjukkan hasil  pengamatan yang mendalam tentang perilaku produsen dan dampaknya terhadap perilaku ekonomi masyarakat Indonesia.
Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga keseimbangan dan pasar.

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
Kerja Keras

Mengumpulkan dan  mempertunjukkan  sebanyak-banyaknya  informasi tentang  faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran barang.
Rasa ingin tahu

Melakukan penelaahan dengan benar   kaitan antara permintaan dan penawaran.
Demokratis

mendapatkan kesempatan secara bergiliran  persoalan yang ada dan mempengaruhi permintaan dan penawaran barang.
Menjelaskan hukum permintaan dan penawaran serta asumsi yang mendasarinya.


Teliti

Menguraikan dengan  cermat, penjabaran   hukum permintaan dan penawaran dalam perilaku ekonomi sehari-hari  berdasarkan  hasil analisis kelompok. 
Menghargai Prestasi

Memberi perhatian yang sungguh sungguh serta respon positif atas prestasi dan
kelompok lain yang dapat menunjukkan dengan benar contoh-contoh ikaitan hukum permintaan dan penawaran.








II.            PENUTUP

Seperti telah diuraikan di awal bahwa fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.

Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah. Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (KTSP), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam standar isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian.  Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasil budaya sekolah.